Tuesday, October 22, 2019

Google Local Guide

Google Local Guide adalah sebuah program besutan Google dimana kita sebagai pengguna Google Maps dapat turut memberikan kontribusi positif. Kontribusi tersebut dapat berupa, menambahkan jalan yang tidak muncul di Google Maps, menambahkan lokasi/tempat usaha, memberikan review atas tempat2 yang kita datangi dan lain2.

Siapapun boleh mendaftar di sini selama memiliki akun gmail. Ada 10 level dalam Google Local Guides yaitu:


Dari Level 1 s/d Level 5, saya bisa menyelesaikan dalam waktu 2 hari saja. Kebetulan saya suka travelling dan stok foto banyak sekali. Bahkan di Local Guide Connect, ada yang bisa menyelesaikan kurang dari 1 hari! Nah, saat ini saya berada di Level 6 dengan perolehan Point 2.708 masih setengah jalan untuk mencapai Level 7.

Berikut ini adalah penjabaran point yang kita dapat setiap berkontribusi:


Dalam perjalanan saya menuju level 6, tiba2 ada email masuk dari Google bahwa saya sudah unlock Special Perks!


Simple sekali yah, saya dapet hadiah kaos kaki dari Google. Cuma kaos kaki kakak? Tapi senangnya bukan main karena ini Limited Edition, ga semua orang punya kaos kaki motif ini hehehe...

Selain Google Special Perk, Google juga memberikan rewards kepada para Local Guides (selanjutnya saya singkat saja LG) berupa diskon tiket nonton, diskon toko buku (cth: Gramedia), diskon tiket bus, dll. Jadi, sambil berkontribusi kepada masyarakat sekitar, Google juga menghargai usaha kita ini. 

LG secara pribadi menurut saya adalah perpanjangan tangan Google untuk menjadi mesin pencari terbaik di dunia. Mereka membutuhkan masyarakat lokal untuk menjangkau tempat2 tersembunyi yang efeknya dapat membantu mengoptimisasi layanan Google.
Karena memang Google itu seperti kamus dalam genggaman kita, sedikit2 kalau butuh informasi kita tinggal Google aja kan? Hehehe

Di setiap review tempat yang kita post, kita juga dapat berinteraksi dengan para pengguna Google Maps lainnya, misalnya kita pergi ke tempat A, mungkin nanti ada orang lain yang berniat ke tempat tersebut lalu bertanya langsung kepada kita. Kecepatan kita menjawab juga akan diberikan point oleh Google. 

Nah, saya mendorong teman2 untuk mendaftar menjadi LG dan memberikan kontribusi positif kepada sesama :)

Thursday, October 17, 2019

Hasil iseng ikutan undian SoKlin #Sakuravaganza



Pada bulan Februari 2019, saya tidak sengaja menemukan pengumuman undian SoKlin #Sakuravaganza di Instagram SoKlin. Kebetulan dirumah cuci baju juga pakai SoKlin, jadi iseng2 nyoba aja deh ikut undiannya. Syarat dan ketentuannya adalah harus membeli:
1 So Klin Softergent Sakura 770gr
1 So Klin Liquid Cleanser Sakura 800ml
1 Rapika Sakura 400ml
dalam satu struk dan berhak mendapatkan 1 UNICODE

Disana tertulis dapat membeli produk di INDOMARET, ALFAMART, SHOPEE, JD.ID, BLIBLI.COM dan e-commerce lainnya. Saya cek cek harga, eh ketemu di blibli.com murah bangett,,, 1 paket cuma 34.900. Wah ini kalau ga ada undian juga hemat banget, lumayan sisanya bisa buat nambah uang jajan saya beli bubble tea hahahha...

Ga pakai mikir lama langsung beli 5 paket dalam 1 order, nah ini lah kebiasaan saya dari dulu. Tidak membudayakan membaca.. Awalnya saya berasumsi kalau beli 5 paket ya dapet 5 UNICODE, ternyata UNICODE yang dimaksud adalah no order pembelian, jadi saya cuma dapet 1 deh... Syedih,,,

Well, ga apa2 lah, membesarkan hati sendiri, toh produknya kepakai juga. 

UNICODE yang sudah saya dapat, saya masukkan ke Undian SoKlin. Sejak saat itu saya rutin membeli paket SoKlin di blibli.com dan memasukkan nomor UNICODE tersebut.

Berikut ini syarat dan ketentuan yang saya copy paste dari FB SoKlin

Periode Acara
  • Acara ini terbagi menjadi dua periode.
  • Periode pertama diselenggarakan pada tanggal 1 Februari – 30 April 2019.
  • Periode kedua diselenggarakan pada tanggal 1 Mei – 31 Juli 2019.
  • Pengumuman pemenang akan dilakukan di website dan juga social media So Klin Detergent pada tanggal 16 Mei 2019 untuk periode satu.
  • Pengundian periode kedua akan dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2019.
Hadiah acara (Untuk 2 periode)
  • Trip ke Jepang untuk 30 orang (Termasuk biaya transport dan akomodasi)
  • 50 Emas @5gr
  • 2 Motor Honda scoopy
  • 500 Voucher Belanja @Rp. 100.000,-
Undian periode pertama sudah mencapai tanggal pengumuman,, sayangnya saya tidak menang.. sedih padahal udah berharap2 bisa ikut Trip ke Jepang.

Eh, tapi dibawah ada pengumuman bahwa masih ada Periode 2 dan UNICODE yang tidak terpilih di Periode 1 akan diulang undi ke Periode ke 2. Wah makin semangat aja nih masukin undiannya. 

Akhirnya yang ditunggu2 datang juga, pengumuman Periode 2. Sedari pagi saya ngecek bolak balik IG nya SoKlin, ga ada update apa2. Ya sudahlah mungkin telat sehari dua hari saya pikir begitu. Sampai malam jam 18.28 saya masih iseng ngecek. Wahhh,,, ada nama saya disana,,,, rezeki banget deh. Tidak menang Trip ke Jepang memang, tapi dapet hadiah Emas 5gr hehehe... Ini aja senengnya bukan main, mengingat harga emas lagi naik2nya...



Setelah itu saya segera mengirimkan data diri yang lengkap ke no whatsapp yang tertera. Proses pengiriman hadiah akan memakan waktu s/d 60 hari kerja.

Sampai tidak lama tanggal 8 Oktober kemarin saya menerima telepon dari kurir Wings, bahwa ia akan mengirim emas 5gr kepada saya. 
Dan ta da,,, emas sudah saya terima.




Terima kasih So Klin, sudah memilih saya sebagai salah satu pemenang emas 5gr. Mudah2an ada undian lagi dan makin banyak kesempatan menangnya. 



Sunday, October 13, 2019

Beli Oleh-oleh dari Goela Semoet

This Photo above is taken from Tokopedia
Ini adalah kali kedua saya bertandang ke rumah sekaligus toko dari Goela Semoet. Saya direkomendasikan oleh teman yang asli orang Bandung untuk mencoba Pisang Bolen merek baru ini (sebetulnya sudah beberapa tahun berjalan, saya aja yang kurang update), karena menurutnya, Pisang Bolen Goela Semoet berbeda dari Pisang Bolen oleh2 Bandung yang mungkin sudah lebih dulu terkenal, seperti: Kartika Sari, Mayasari, dan lain sebagainya.

Goela Semoet berawal dari kecintaan seorang Ibu dan anak2 perempuannya terhadap cake dan pastry klik disini. Mereka senang berkreasi dan menghantarkan hasilnya kepada kerabat dan teman dekat. Hasil yang tercipta memang enak dan dengan kekuatan dari mulut ke mulut lahirlah usaha rumahan ini.

Sedari awal, sebelum saya membaca history mereka dari Google, saya sudah menebak2 dalam hati, ini pasti mamanya yang buat deh. Rasa kuenya rumahan banget. Lalu entah karena memang saya polos atau sedikit "oon" hahahaha...
Saat bertandang, kebetulan Si Ibu sedang ada dirumah, saya bertanya pertanyaan yang paling mendasar sampai harusnya ga usah ditanyain.

"Ini semua tante yang buat ya?"

Si Ibu hanya tersenyum simpul "Iya,,"

Ya iyalah,,,, hadeuuhhh... 

Kalau kita lihat pada desain dus Goela Semoet ada animasi seorang koki perempuan memegang whisk dengan potongan rambut pendek seleher, Nah itulah Si Ibu. Persis sama. 

Hal memalukan kedua yang saya lakukan adalah, baby J poop dong... Jadi saya harus minta izin meminjam toilet mereka untuk membersihkan baby J. Saat masuk kedalam ruangan mereka, ada satu meja besar dan panjang penuh berjejer dus berisi pisang bolen yang masih hangat baru keluar dari oven. Saya mau minta izin foto tapi kurang enak hati, ditambah mau buru2 membersihkan si J.

Anyway....

Pisang Bolen dari Goela Semoet ternyata memang betul berbeda loh. Kalau Pisang Bolen Kartika Sari, tekstur kulit Bolen nya basah, agak asin dan berlumur mentega sedangkan Bolen dari GS (Saya singkat aja ya) tekstur kulitnya kering namun tetap terasa menteganya. Saya membeli varian Pisang keju dan Pisang cokelat keju. Untuk filling nya sama2 lembut pisangnya, sedikit membedakan adalah potongan keju nya soft and tender, tidak kering seperti yang banyak saya dapati di KS.

Saya juga membeli brownies mereka. Ugh ini rasanya juara. Coklatnya mantap terasa, tidak terlalu manis. Kulit luar crispy, bagian dalamnya lembut. Baby J makan sampai 2-3 potong. Diatas brownies ada taburan icing sugar membuat makin flavorful.

Selain itu, saya memesan Cheese Roll. Kulitnya sama dengan kulit Pisang Bolen, ada taburan gula pasir diatasnya, stick keju didalam lembuuutt dan lentur. Biasa isian stick keju dalam cheese roll suka kering dan keras. Nah ini beda loh, M paling doyan. 1 kotak isi 8, M makan 4 batang sendirian hehehe... 

Dan terakhir saya memesan Mochi Jepang nya, mix kacang merah dan kacang hijau pandan isi 25. Wah ini enak betul mantul lah... Kulitnya lembut, lentur dan sedikit manis. Isian kacang merah dan kacang hijau nya bukan beli jadi dari pabrikan tapi homemade. Oh ya, untuk Mochi Jepang, pemesanan wajib H-1 sebelum diambil karena made by order. Karena Mochi harus dalam keadaan dingin, jadi sebelum saya ambil, saya minta tolong untuk disimpan di kulkas dulu mengingat perjalan pulang bisa 3-4 jam ke Jakarta. 

Preferensi orang mungkin berbeda2, ada yang suka GS, ada yang suka KS atau Mayasari. Saya sendiri suka semuanya,,, hahahaha emang dasarnya tukang makan. 

Nevertheless, Pisang Bolen adalah warisan kuliner Bandung yang sangat wajib untuk dilestarikan. Kalau tidak ada mereka, kurang lengkap rasanya oleh2 dari Bandung kan? Saya berharap kuliner Pisang Bolen makin berjaya dan makin banyak varian isi yang diciptakan. 

Berikut ini Price List terbaru dari Goela Semoet yang dikirim via WA pada saat saya memesan


Ini hasil belanjaan saya, minus Browniesnya karena lupa...


Untuk Lokasi dan Pemesanan, sumber dari sini:

Nah, kalau ada main2 ke Bandung, jangan lupa untuk mencoba Goela Semoet ya...




Saturday, October 12, 2019

Menginap di The Trans Luxury Hotel

Awalnya dalam pikiran saya, saya ingin memesan hotel setelah makan siang dari Mie Selecta. Namun, saat perjalanan menuju kesana tiba2 ada muncul notifikasi di hp saya dari Tiket.com Saya agak lupa bagaimana penulisannya, menyesal juga harusnya saya screenshoot dulu. 

Cek sekarang, sedang ada SalePrise berlangsung!

Wah pas bener pikir saya, langsung saya buru2 buka dan JRENGGG,,,,

Urutan paling atas saat saya ketik di search column Hotel di Bandung adalah,,,


Harganya IDR 1.185.334/night untuk Premier Room tanpa breakfast. Additional breakfast IDR 225.000 nett/orang. 

Otak hemat saya langsung bekerja, saya telepon reservasi The Trans Hotel menanyakan rate hari itu, dan confirm ratenya idr 1.600.000 plus breakfast untuk 2 orang. Wah ini sih harga miring. Saya langsung bilang ke suami, booking ya, dan suami juga excited sekali. 

Pada awalnya, kami mau menginap di hotel yang kelasnya dibawah The Trans. Sudah sempat cek juga rate The Trans pagi itu dan masih berkisar antara 1,6 - 2 juta per malam. Ah jadi wishlist aja kapan2, kata suami.

Memang namanya sudah rezeki anak2 kami kali ya... 
Sebelum booking saya memastikan tanggal check in sampai 3x, takut salah, yang ada malah ga jadi check in hari ini kan... Lalu tiba2 saya ingat, eh Tiket.com kan suka bagi2 voucher, lalu saya cari lah promosi untuk hari itu dan Yapp... Ada kode voucher "GAJIANHEMAT" untuk potongan sebesar 10% tiket hotel domestik.

Jadilah saya membayar hanya IDR 1.031.240 huhuyyy,,,, senang sekali rasanya....

Pembayaran saya selesaikan saat sampai di Mie Selecta, bergegas makan, tidak lupa foto2 dulu untuk review di Google Maps dan cuss berangkat ke The Trans, suami mengebut untuk mengejar waktu masih bisa ajak anak2 berenang di kolam renang pantai nya yang terkenal itu.

Pada pukul 5 sore kami sampai di The Trans dan langsung menuju ke resepsionis, proses check in nya smooth sekali dan kami langsung dapat kamar. 


Grand Lobby nya megah sekali ya.

The Trans Hotel adalah bangunan yang terdiri dari 17 lantai, hari itu kami mendapat lantai yang cukup tinggi, yaitu lantai 15, non smoking of course.

Begitu kami masuk kamar, ahhh blown away, honestly. Langsung aja yah....




King Size Bed dengan lantai karpet. Ada sofa bed yang nyaman (malamnya M ketiduran disana, kami ga berani bangunin) Complimentary cookies, assorted nuts and one Fuji Apple. View kamar menghadap ke city.

Kami juga disambut oleh Kamar Mandi yang megah




Karena kolam renang tutup pukul 6 sore, kami segera berganti baju renang ke kolam renang yang ada di Lantai 3. Berikut adalah foto2 kolam renangnya, foto dibawah ini saya ambil keesokan harinya pukul 7 pagi sebelum M dan J bangun tidur, jadi masih sepi. Kalau saat itu ramai sekali dan sudah sedikit berantakan, handuk kotor dimana2.







Saat masuk ke area kolam, kami langsung ditanya nomor kamar dan diberikan dua buah handuk bersih. Handuk ini boleh dibawa ke kamar, hanya saja nomor kamar kita akan diberi extra notes jadi pada saat check out, handuk wajib ada dalam kamar kita. Kalau engga, akan kena xtra charges.

Kolam renang ada 3 bagian, kolam renang dewasa, kolam anak2 dan kolam pasir pantai. Well pasirnya kalau saya lihat sih sintetis, bukan pasir betulan, jadi teksturnya sedikit kasar. Dan yang perlu digaris bawahi adalah airnya hangat di semua kolam. Aduh,,, mama happy nya pake banget banget.... 

Disediakan juga floating mats untuk bersantai tapi pakainya ganti2an dengan pengunjung lain ya. Hari itu kami mengalami kejadian yang kurang mengenakkan, tampaknya ada rombongan keluarga yang menginap disana jadi banyak anak2 umur tanggung kira2 belasan tahun (sepupuan mungkin). Mereka mengambil semua floating bed yang ada untuk dipakai oleh rombongan mereka, bahkan ada diantara mereka satu orang dewasa yang menumpuk 2 floating mat menjadi satu dan mereka baringan diatas sana. Saya dan suami hanya bisa lihat2an dan saya merasa pengunjung lain juga merasa risih. Kami menunggu beberapa lama sampai mereka puas dan suami mendatangi mereka untuk meminjam satu dari floating mat tersebut, mereka ga berkenan kasih dan akhirnya suami nadanya mulai sedikit keras baru dikasih.

Well,, seharusnya sadarilah bahwa floating mats tersebut adalah fasilitas yang boleh digunakan oleh semua pengunjung, jadi harus sadar diri dan ganti2an untuk memakai. Saya sangat menyayangkan bahwa justru orang dewasa tersebut memberi contoh kurang baik di depan sekumpulan kerabatnya anak2 usia belasan tahun.

Anyway, balik lagi ya...

Baby J begitu ngerasain airnya hangat langsung mau turun, karena biasanya kalau air dingin harus adaptasi dulu. M dan J puas main di kolam pasir sampai langit gelap dan tunggu petugasnya bilang mau di clear up baru pada nurut untuk udahan hihihihihi...

Suami kemana nih? Nah udah jadi kebiasaan suami kalau kita lagi menginap di hotel, Si Bapak wajib nyoba fasilitas Sauna, Steam dan Whirlpoolnya. Jadi beliau udah duluan kesana. Semua fasilitas ini ada di dalam Spa, lantai 5, termasuk salon dan fitness. Untuk Sauna, dkk dipisah antara Wanita dan Pria. 

Setelah kami ganti baju, kami menyusul ke Lantai 5, sembari menunggu, saya foto2 ruangan Sauna nya. Yuk dilihat dibawah ini:

Main Entrance:



The Saloon:



The Fitness Center:


The Whirlpool:



The bathroom:


The Dressing Room:
Saya dan anak2 menunggu disini saat suami mandi.


Saya sampai hari ini, masih mengingat2 bagaimana rasanya menginap di The Trans, jujur saya bagi saya, Hotel ini adalah salah satu yang terbaik.

It looks like to me that they already did many researchs before building this hotel. Every detail and layout was designed carefully and useful. Contoh ya untuk shower di bathroom kamar. 


Showernya ada 2 macam. Rain shower yang diatas dan handshower. 
Handshower nya pendek, aduh itu asik sekali loh pas mandiin M dan J, karena ketinggiannya pas dengan mereka, jadi aliran air jatuh ke pundak mereka, bukan ke mata, membuat saat mandi menyenangkan untuk mereka. 
Lalu lantainya, ada kotak persegi empat yang "timbul" lebih tinggi. Sering kan kalau mandi di kamar hotel, lantainya ceper dan airnya jadi tergenang, nah ini salah satu caranya supaya airnya tidak tergenang. Smart I think.

Setelah puas berenang, kami mengajak anak2 makan di Trans Studio Mall, yang hanya sepelemparan batu saja dari hotel hehehe...

Esoknya kami menyempatkan anak2 untuk mencoba Kids Studio yang terletak masih satu area dengan kolam renang. Mainan nya lengkap sekali. Bahkan ada konsol mengemudi (driving arcade) lengkap dengan bangkunya! 




Ga lupa dong jualan Baskin Robbins,,, hehehe masih satu perusahaan kan...


Ini dia driving arcade nya:



Nah bagaimana? 

Menurut saya The Trans Luxury Hotel Bandung boleh dijadikan wishlist untuk short getaway bersama dengan anak2. Fasilitasnya lengkap dan sangat kids friendly, sebelah hotel juga mall jadi jangan kuatir kalau mau mencari makan an berat dan snack.

Beberapa informasi yang dapat saya tambahkan:

1. Kolam renang ada di lantai 3 buka dari pukul 6 pagi - 6 sore.
2. Spa ada di lantai5 buka dari pukul 5.30 pagi - 11malam.
3. Segera daftarkan plat mobil anda di concierge setelah check in.
4. Ada aktivitas untuk kids di jam2 tertentu dan berbayar
5. Kids Studio free, pastikan ada pendamping untuk mengawasi anak2 kita.


Friday, October 11, 2019

Mampir makan di Mie Selecta

Kami berangkat dari Laut Biru Hotel sekitar pukul 10 pagi untuk kembali menuju Bandung. Secara garis besar, rute balik kami adalah dari Pangandaran - Tasikmalaya - Garut - Rancaekek - Pasteur Bandung.

Nah, karena belum puas kulineran di Tasikmalaya, kami berhenti untuk makan siang yang sudah telat, baru pukul 2 siang kami tiba disana. Ada banyak pilihan berkat bantuan Google dan Instagram, kuliner hits Tasikmalaya. Akhirnya kami menjatuhkan pilihan untuk makan Mie Selecta.


Zaman sekarang untuk mencari lokasi suatu tempat tidak perlu susah2 lagi ya, ada bantuan Google Maps, Waze, dsb. Tidak butuh waktu lama kami pun telah tiba.

Saat pertama masuk kedalam kedai, kesan kuno langsung melingkupi, kursi dan meja makan nya, jam dinding serta dapurnya kelihatan bahwa ini adalah usaha keluarga turun temurun. Tidak disediakan buku menu, kami langsung memesan saja ke kasir, sekaligus koki, sekaligus pemilik Mie Selecta.

Kami memesan 2 macam mie. Mereka menyediakan Mie Asin dan Mie Manis. Dua2nya dihiasi topping daging cincang yang ditumis dengan kecap, lalu ada pelengkap yaitu semangkuk kuah yang diisi Bakso, Siomay dan Pangsit. Semuanya homemade loh!

Rasa daging cincangnya penuh rasa, manis, gurih bercampur menjadi satu. Mienya kenyal, tapi tidak seperti karet. Mie asin dan Mie manis sama2 enak. Biasanya kalau Mie manis, dicampur dengan banyak kecap, nah ini rasa kecapnya berimbang, not too overpowering.

Bakso nya lezat, kenyal tapi tidak terlalu membal. Kuahnya persis kuah bikinan rumahan, isian pangsit lembut dan lumer di mulut. Siomay nya dicemplung juga kedalam kuah, ukurannya besar loh, dan Bakso Tahunya wah, ukurannya lebih besar lagi, puas sekali. Rasa tahu sangat khas Tasikmalaya, putih, lembut dan sangat terasa kacang kedelainya.

Saking enaknya, suami minta tambah lagi semangkuk Bakso Tahu, Pangsit dan Siomay nya. Kami makan sampai kalap. Anak2 apalagi, mereka makan banyak sekali mie dan daging cincangnya.

Dan,,,, ada satu bumbu rahasia yang menyatukan semua rasanya, yaitu:


SAMBEL!

Rasa sambelnya mirip dengan sambel dari Restoran Ikan Bakar Cianjur. Bedanya, sambel Mie Selecta teksturnya chunky, ada rasa asam dari jeruk nipis dan minus terasi. Cabenya bercampur antara cabe rawit merah dan hijau. Aduh kalau boleh ya, pingin minta sedikit buat dibawa pulang hehehe...

Lalu setelah kenyang, kami bergegas menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan, karena kami takut sampai di Bandung terlalu malam, karena pingin sekali mengajak anak2 berenang pas sampai hotel.




Wednesday, October 9, 2019

Dua Malam di Pantai Pangandaran - Finished

Malam kedua kami di Pantai Pangandaran, setelah kenyang dari Brillo's Pizza kami segera beristirahat. Well maksudnya disini suami bisa langsung tidur sedangkan saya masih cuci2 baju yang penuh pasir setelah bermain di Pantai Batu Karas sembari anak2 goler-goleran di kasur sampai ketiduran.
Setelah anak2 tidur, saya segera packing2 karena besok paginya setelah sarapan kami akan langsung check out kembali ke Bandung.

Kenapa kok singkat sekali di Pangandaran? karena memang jatah liburan Term Break nya M cuma 5 hari dan perjalanan pulang memakan waktu yang cukup lama.

Besoknya setelah sarapan, kami kembali ke kamar untuk mengambil koper. Sewaktu kembali ke kamar tidak lupa kami foto2 dulu di The Famous Chapel at Laut Biru Hotel


Agak menyesal karena kenapa baru foto setelah mau pulang, karena RAME. Nunggu giliran foto dan susah cari angle yang bagus, mau serong kanan ada orang, serong kiri ada orang. Padahal saat kita baru sampai itu spotnya sepi banget, hiks.

Dari chapel kita bisa melihat Samudra Hindia dengan sangat jelas dan luas. Hamparan pasir pantai dengan deburan ombak sangat indah dan menenangkan hati. Sedangkan para nelayan sibuk menarik jaring dan mensortir ikan hasil tangkapan mereka.

Setelah puas berfoto, kami turun ke Lobby dan bertemu dengan owner Hotel Laut Biru, kami hanya tau namanya Pak Ake dari staff hotel.

Sejak hari pertama check in malam-malam, Pak Ake sudah ada dibelakang respsionis mengawasi pekerjaan mereka sambil duduk2. Penampilannya sederhana sekali, saking sederhana nya hanya memakai celana pendek dan baju berkerah saja. Boleh kita bayangkan sama penampilannya dengan Alm. Bob Sadino Jauh dari kata mewah dan perlente. Saya sempat berbisik kepada respsionis nya, 
"itu pemiliknya ya Mbak?"

"Iya Bu, itu Pak Ake"

Sebetulnya saya ingin sekali berbincang sedikit dengan Pak Ake saat itu, namun karena badan sudah sangat lelah dan Pak Ake terlihat sedikit sibuk, yo weis saya berharap besok bisa kali yaa..

Pak Ake ini seorang pribadi yang luar biasa, beliau sudah stand by di restaurant mengawai pekerjaan pegawainya melayani breakfast para tamu. Bolak balik saya lihat dia ke dapur lalu keluar, lalu memanggil supervisor, memberikan instruksi dsb. Tidak berhenti untuk duduk maupun bersantai. Sambil sesekali melempar senyum kepada penghuni hotel, termasuk saya huhuyyy..

Nah, kebetulan nih di saat kami mau check out, Pak Ake stand by lagi di area resepsionis. Beliau langsung menyapa saya dengan ramah.
"Mau pulang nih? Asalnya dari mana?"

Dari percakapan basa basi akhirnya mulai masuk ke pembahasan yang lebih serius. Memang dasarnya saya juga orangnya pingin tau melulu apalagi kalau lagi ngobrol dengan pengusaha sukses, wah pertanyaan saya banyak sekali.

Pak Ake bercerita, awal mulanya beliau memiliki usaha tekstil dibilangan Mangga Dua Jakarta. Beliau memiliki hobby memancing dan sampailah beliau memancing di Pangandaran lalu jatuh cinta dengan pantai ini sekaligus melihat ada peluang usaha. Sebelumnya Pak Ake berkecimpung dalam pembangunan sebuah Resort yang cukup terkenal dan di Pangandaran, pemiliknya masih saudara, kata beliau. Setelah Resort tersebut selesai, lambat laun gerak gerik Pak Ake mulai dibatasi sehingga beliau memutuskan untuk berdikari dan membangun hotel sendiri, maka lahirlah Laut Biru Hotel. 

Menurut beliau, Laut Biru Hotel usianya sudah hampir 15 tahun. Lalu baru2 ini dibangun Laut Biru Hotel dengan Chapel persis disamping, jadi sekarang sebutannya hanya Gedung Lama dan Gedung Baru. Diantara itu dibangun connecting di lantai 2 restaurant untuk memudahkan para penghuni menikmati breakfast.


Dari penuturan Pak Ake, beliau sangat menyenangi usaha pariwisata hotel karena tidak terlalu ribet pengelolaannya dibandingkan usaha tekstilnya yang terdahulu  karena harus memiliki modal yang besar dan ada resiko piutang yang tidak terbayar oleh customer. Hingga hari ini usaha tekstilnya masih berjalan hanya saja dialihkan ke saudara kandung dan Pak Ake hanya menikmati bagi hasil. Pak Ake sendiri sekarang berdomisili di Bandung, setiap Sabtu Minggu beliau akan ke Pangandaran untuk meninjau, atau hari lain bila sedang ada Rombongan Grup datang menginap. 

Pak Ake berpesan kepada kami, khususnya dalam berwirausaha, hindari usaha yang potensi piutangnya besar, karena bukannya tambah maju, hanya akan menggerus modal yang kita miliki. Petuah yang sangat bagus, bukan basa basi, tapi keluar dari mulut seorang pengusaha sukses. Percakapan kami memang singkat namun sangat membekas di hati saya.

Sukses terus Pak Ake! Sukses terus Laut Biru Hotel!

Sunday, October 6, 2019

Dua malam di Pantai Pangandaran

Setelah berkendara selama kurang lebih 10 jam, kami akhirnya tiba ke Pantai Pangandaran. Seharusnya bisa lebih awal hanya saja ada perbaikan Jembatan yang menjadi satu2nya penghubung ke kawasan pantai. Mungkin jaraknya hanya kira2 3km tapi macetnya sampai 1 jam. OMG.

Kami berhasil check in di Laut Biru Hotel sekitar pukul 8 malam. Badan rasanya rontok dan lelah sekali. Setelah membersihkan diri, kami mengajak anak2 untuk turun sebentar melihat2 lobby dan area depan hotel, sambil ngemil CFC, kebetulan ada pas di sebelah hotel.

Sampai malam, masih banyak ibu2 separuh baya menjajakan ikan jambal, keong hidup dan jasa pijit. Seberang hotel ada banyak Mobil Goes. Sayangnya saya lupa mengabadikan ragam Mobil Goes tersebut. Jadi, sebetulnya Mobil Goes itu kira2 adalah 4buah sepeda yang dirakit sedemikian rupa menjadi mobil, atapnya memakai bekas kerangka mobil VW jadul, atau ada juga yang mirip becak.
Kalau yang atapnya mobil VW, sewa 1 jam Rp. 100.000 sedangkan yang becak Rp. 50.000.

Sehabis puas ngemil kami naik ke kamar untuk beristirahat.
Ini penampakan kamar kami:


Di dalam kamar disediakan air mineral langsung segalon menggunakan dispenser guci kalau saya sebutnya. Disediakan juga teko air panas dan gelas. Untuk amenities disediakan sangat minim, yaitu hanya ada 4 buah handuk dewasa (kalau kamarnya 2 king bed) dan 1 buah sabun batang untuk cuci tangan. Kalau sabun mandi dan shampoo sudah ditempel di tembok sebelah shower. 

Paginya kami turun untuk sarapan di lantai 2. Restaurant bersebelahan dengan kolam renang jadi sambil makan, sambil melihat anak2 seru main air dan water slider. Sarapannya menurut saya sangat sederhana dan Indonesia. Sederhana, rumahan, seperti dimasak oleh Ibu rumah tangga tapi kok enak? Ada berbagai pilihan saperti : Nasi Goreng Kecap, Nasi Goreng Yangchow, Nasi Kuning, Mie Goreng, Soto Ayam, Bubur Ayam, Pisang Goreng, Bubur Kacang Hijau dan Bihun Goreng. Yang lebih Western hanya Roti Panggang (bisa pilih selai kacang, stroberi dan cokelat) kopi dan orange jus.

Penampakan restaurant nya:



Ini sarapan mama:


Sederhana tapi enak loh. Nasi kuning nya paling enak menurut saya, mengingatkan saya ke Ibu2 tukang jual nasi kuning sebelah sekolah waktu SD.

Selesai sarapan dengan kenyang, kami berjalan kaki ke depan hotel dimana hamparan pantai yang luas langsung menanti.

Yuk ah langsung liat foto2nya ga usah diceritain...



Sepanjang pantai banyak banget perahu tradisional milik nelayan sedang bersandar, sekali lagi saya ga sempat untuk foto2 karena baby J ketakutan nginjak pasir pantai (maklum biasanya anak kota). Butuh waktu sekitar 40menit baru mau turun dari gendongan mama,,,, pegel pundak ku,,,,

Saat M dan papa lagi asik bermain, saya melihat para nelayan yang sedang menarik jaring dan memilah2 ikan tangkapan. Saya kurang begitu tahu apakah mereka menangkap langsung atau bagaimana, karena menurut Ibu nelayan yang saya ajak ngobrol, di tengah laut ada tambak dan tugas mereka menarik jaring yang dipasang dari tambak sampai ke bibir pantai, panjang jaring kira2 200-300 meter lohh,,, dan butuh belasan orang untuk nariknya. 



Para nelayan memilah ikan dari jaring berdasarkan ukuran, kebanyakan dapetnya ikan teri yang kecil2. Waktu mereka memilah saya dibagi satu ikan yang lucu sekali 


Kalau ga salah harusnya ini namanya ikan Kudu-kudu, ikan ini keras sekali kulitnya kayak batu, jadi bagi mereka ikan kecil ini ga ada gunanya, malah dibuang gitu aja ke pasir. Saya ngumpulin dapat 4 ikan kecil ini, saya taruh di aqua gelas bekas yang saya isi dengan air pantai. Sayangnya ikan ini ga keangkut karena siangnya kami harus ganti kamar. Mau diminta lagi udah engga ada, padahal rencanya nya mau dipiara huhuhuhu..

Ada sesama wisatawan juga dapet ikan waktu main2 di pinggir pantai


Pantai Pangandaran ini sangat indah, pasir pantainya halus sekali dan ombaknya tidak begitu kencang saat kami datang kesana. M kesenengan main pasir ga mau balik ke hotel, minta main terus. Ga lama main di sana kita berempat sunburn parah banget. TIPS: selalu ingat pakai sunblock!

Sebelah kiri Laut Biru Hotel ada Cagar Alam Pangandaran. Di pinggir Cagar Alam ada pantai pasir putih, kalau mau kesana bisa sewa perahu Rp. 20.000 per orang dan kami berencana kesana sore harinya.

Kami ketemu wisatawan dari Rancaekek, Bandung. Menurut beliau, mereka sekeluarga minimal 2 bulan sekali main2 di pantai ini. Mereka merekomendasikan kita untuk main ke Pantai Batu Karas, kurang lebih 30km atau 1 jam berkendara dari Hotel. 

Dengan semangat saya langsung bilang ke Suami, "Ayo kita ke Batu Karas aja abis makan siang. Pantai pasir putihnya besok pagi aja".
Suami pun OK.

And turns out its the worst decision I ever made.

Pantai Batu Karas itu ternyata ombaknya tinggi dan banyak sekali surfer disana baik dalam dan luar negeri. Ombak di bibir pantai daya tariknya lebih kuat daripada Pantai Pangandaran. 

Berkendara kesana 1 jam lebih dan ada tarif masuknya juga.

Berikut tarifnya:


Bagaimana ya saya menggambarkan perjalanan ke Pantai Batu Karas, 



Nah, keliatan ya dari capture-an google maps diatas.

Pantainya sama persis dengan Pantai Pangandaran, hanya pasirnya lebih hitam. Banyak surfer dan wisatawan lokal maupun asing. Yang jadi sedikit penyesalan adalah udah jauh2 berkendara tapi menurut saya pantai nya sama aja... Tau gitu ke Pantai Pasir Putih aja bayar 20k ga pake lama, deket pula dengan Hotel, sekalian bisa liat rusa di cagar alam. 

Yang jadi minus besar sekaligus keprihatinan saya adalah, Mau bilas tidak ada tempat yang "decent". Kita bisa sewa wc2 umum yang di swadaya oleh masyarakat sekitar, bayar Rp 4.000 perorang. Jadi kebanyakan mereka adalah pedagang makanan kecil dan souvenir dibelakang pagar pantai dengan kios2 kecil yang sudah disekat. Well, wc nya kurang bersih, bau pesing, ember dan gayungnya udah pada lumutan. Saya tidak menghakimi atau belagak "sok bersih "sok kaya". Saya sedih karena dengan tarif masuk yang dikenakan cukup mahal, tetapi tidak ada kontribusi dari pemerintah daerah untuk membuatkan tempat bilas yang baik. Malu dong banyak wisatawan luar negeri nyari ombak bagus, tapi terkendala soal membilas diri ini. 

Ini dia Pantai Batu Karas:



Keliatan kan banyak wisatawan nya, cuma ya itu kendalanya. Tempat bilas. Mudah2an kedepannya ada banyak kontribusi dari Pemerintah daerah ya...

Sepulang dari Pantai Batu Karas, kami makan malam di Brillo Pizza. Berbekal Waze kami langsung meluncur kesana. Lokasinya terpencil banget, sebelahan dengan Hotel Aston Pangandaran (sudah tutup). Saat kami kesana, kondisi sudah malam, dan jalanan kesana itu mirip film horor/thriller deh. Jalanan tidak mulus, berkerikil dengan suara sreeek,,, sreeek,,, gretek gretek gretek,,,, dan gelap tanpa lampu jalan. Pokoknya ngeri banget, sebelah kiri kita pantai, sebelah kanan kita beneran lahan kosong! Kita udah mau puter balik aja takut ada apa2 dijalan. Suami sampai ngeri bilang "Ini kok kita kayak lagi di daerah gangster ya...."

Saat mau putar balik, kami lihat ada belokan ke kanan dan ada plang pakai kayu tulisannya : Franco's Brillo Pizza this way.

Fiuhhhh relieve banget rasanya, ga sampai 50 meter kita udah sampai kesana. Ternyata betulan ada Restoran pizza in the middle of nowhere!

Saat memesan kita sempat tanya ke waitressnya, ini udah lama buka disini? Dia jawab udah hampir 10 tahun. OMG... Ditempat sepi kayak gini bisa rame dan terkenal. Berarti memang pizzanya enak banget dong.

Kami pesan Beef Corona Pizza and chips (recommended) dan iya loh!

The amount of the cheese is so generous, ditarik ga putus2 mozzarella nya, daging cincang nya gurih, lembut, creamy, cuma sayang mereka pakai jamur champignon kalengan, dimana menurut saya harusnya pakai yang fresh lebih enak.

Langsung aja foto pizza nya:



Mereka memanggang pizza nya ga pakai oven tapi pakai kubah batu persis seperti di Italy. Fotonya agak buram dan gelap ya


Suasana restoran sangat cozy, sebagian besar bangkunya kayak ayunan jadi sambil makan pizza bisa swing swing swing... Untuk ngobrol juga enak, sunyi tenang, nyaman. Selagi kita makan, pengunjung ga berhenti2 datang dan makin lama semua bangku penuh terisi. Ownernya sendiri sangat ramah terutama kepada anak2. Saat terakhir mau pulang saya sempatkan foto, saat saya mau foto oven batu mereka diatas, saya dengar ownernya sedikit ngomong keras, kayaknya ga suka. Wah saya langsung deg2an. Pembelajaran juga buat saya, lain kali kalau mau ambil foto izin dulu sama pemiliknya yaa...

Nah lanjut cerita dari waitress, jadi owner-nya ini udah 20tahun di Pangandaran, menikah dengan warga lokal dan buka restoran ini.. Saat menyambut kami datang, bahasa Indonesia si owner fasih sekali. 

Setelah kenyang, kami berkendara pulang ke Hotel...

Cerita hari kedua di Post selanjutnya ya...